Juni 06, 2013

YANG SEPERTI ITU BUKAN NIATKU!


Bulir-bulir air mata sudah akan jatuh saat aku membaca dua kalimat terakhir dan sebuah pesan singkat yang menyakitkan. Tapi ia bertahan. Tergantung dalam kekosongan kata. Sesak rasanya ketika niat kita dalam kebaikan, diinterpretasikan sebaliknya oleh orang. Sungguh, aku tidak bermaksud seperti yang ia kira. Tapi urusan hati memang siapa yang tahu? Seorang anak saja bisa salah arti tentang cinta ibu. Apalagi kita.



Seringnya, manusia terlalu menuntut yang lain untuk memahami, tanpa mau memahami. Baiklah, aku memang salah. Tapi tidak sepenuhnya. Dalam interaksi antar manusia, tidak ada yang betul-betul salah karena sudut pandangnya ada tiga: aku, kau, dan mereka. Lalu yang tahu kebenarannya cuma satu: Allah saja. Dan Ia nanti menjelaskannya saat kita berkumpul dengan telanjang kaki dan dada. Membentuk lautan manusia di Padang Mahsyar sana. Dan kebenaran, akan dibuka. Tidak ada lagi pengacara yang berguna.

Lalu lima menit kemudian, tiga buah pesan balasan kukirim. Kuharap dia membacanya dengan baik dan semoga udara bisa menghantarkan suaraku yang tertahan.

Singkat saja, begini bunyinya,
“Aku tidak pernah bermaksud menjatuhkan seseorang. Baik kamu maupun yang lain. Lalu menjadi superior sendiri. Yang seperti itu bukan niatku. Kurasa mereka perlu tahu, untuk mengoreksi jika aku sendiri salah memberi info padamu. Kurasa mereka perlu tahu, agar semuanya bisa terkoordinasi dengan baik. Karena ini bukan soal kerjamu atau kerjaku, ini soal kerja kita. Semuanya, tanpa terkecuali.”

Jadi maaf, jika usahaku untuk profesional membuatmu menjadi terlalu sensitif dan mengambil pemahaman yang salah. Semoga engkau tidak lagi merasa seperti itu, ya. Semoga niat kita terjaga hanya untuk hal-hal yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar