Juli 02, 2013

MENJADI LEBIH CANTIK DARI BIDADARI SURGA



Berbicara tentang wanita shalihah, aku masih jauh dari itu. Dan itu membuatku seringkali begitu malu. Persoalan hijab, yang secara fisik mudah dikendalikan, saja belum benar, apalagi hati. Terlalu abstrak, terlalu sulit untuk digenggam dan dikendalikan. Tapi, aku, hei tidak cukupkah air mata ini jadi saksi? Aku ingin jadi perhiasan dunia. Yang cemerlang, yang berharga untuk disimpan.
“Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”

Tidak hanya itu, selain keindahan sosoknya digambarkan lebih indah dari jenis perhiasan dunia apapun, wanita shalihah juga memiliki kedudukan yang lebih utama dari bidadari surga. Siapa sih bidadari surga itu? Bidadari surga adalah satu diantara sekian banyak kenikmatan yang dijanjikan Allah bagi hamba-hamba yang berjuang di jalanNya.
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya.” – QS. Ar-Rahmaan: 55—56
“Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya, untuk golongan kanan,” – Al-Waaqi’ah: 35—38

Dua ayat di atas adalah satu di antara sekian banyak ayat Qur’an yang menggambarkan balasan bagi orang-orang yang beriman, berbuat kebajikan, dan memiliki sifat takwa. Ketika seorang muslim masuk surga, maka disediakan baginya bidadari-bidadari yang cantik dan bermata indah sebagai pasangannya. Akan tetapi jika ia memiliki istri yang shalihah, yang menjaga izzah diri dan agamanya, maka istrinya itulah yang akan menjadi pasangannya. Subhanallah, sehingga patutlah ketika dua insan yang merajut cinta untuk mengharap ridha Allah kemudian saling berdoa agar pasangannya di dunia juga menjadi pasangannya di akhirat.
Hal tersebut menegaskan bahwa seorang wanita shalihah, istri yang shalihah, lebih utama, lebih cantik, lebih layak menjadi pasangan seorang laki-laki shalih dibanding ribuan bidadari surga. Subhanallah.
Ada beberapa aspek yang membuat wanita shalihah berbeda dari wanita-wanita lain di dunia. Aspek yang pertama adalah keimanan dan ibadah. Tentunya, seorang wanita shalihah memiliki tingkat keimanan yang lebih tinggi dan keimanan itu akan tampak dari caranya beribadah, akhlaknya, hatinya, pemahamannya tentang kehidupan, hingga fisiknya. Ada banyak buku yang menggambarkan ciri-ciri wanita shalihah. Dan saya pribadi ingin memulainya dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu seperti hal-hal di bawah ini.
1. Ibadah wanita shalihah.
Pastinya, ia bukanlah sembarang wanita. Ia adalah wanita yang menjaga wudhunya, menyegerakan ibadah wajibnya, dan menghiasi kesehariannya dengan ibadah-ibadah sunnah. Seluruh aktivitasnya diawali dengan bismillahirrahmaanirrahiim dan diakhiri dengan alhamdulillah, suatu perkataan yang mencerminkan niat melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh karena Allah.
2. Akhlak wanita shalihah.
Perkataannya terjaga, tidak berkata kasar dan terhindar dari hal-hal sia-sia. Memuliakan orang lain, khususnya saudara seiman, dengan ucapan salam ketika bertemu, menjabat erat untuk menggugurkan dosa-dosa, dan memberikan sedekah senyum bagi siapa saja yang bertemu dengannya.
3. Hati wanita shalihah.
Mendahulukan husnudzan kepada orang lain. Hanya mengharap cinta dan keridhaan Allah, lebih dari mengharap cinta laki-laki shalih manapun. Dan hal tersebut akan tercermin dari caranya menundukkan pandangan ghadhul bashar, tidak berkhalwat atau berdua-duaan dengan lawan jenis, menjaga jarak, serta tidak juga memberikan harapan bagi laki-laki yang menyukainya kecuali jika laki-laki tersebut melamarnya. Dan sudah pasti, tidak pacaran. Baik secara status, maupun secara perbuatan. Karena banyak lho, muslimah yang terjebak pacaran tanpa status.
4. Pemahaman wanita shalihah tentang kehidupan.
Satu hal, sederhana saja, seorang wanita shalihah tidak pernah merasa dirinya shalihah. Ia akan selalu merasa kurang cukup sehingga ia tidak pernah berhenti belajar dan mendewasa, menyarikan hikmah-hikmah dari setiap kejadian, pemahaman akan kehidupan. Hal tersebut dilakukannya semata-mata karena Allah untuk meningkatkan kualitas diri sebagai hambaNya. Keinginan meningkatkan kualitas diri itu juga akan tercermin dari kebiasaannya yang selalu bermuhasabah, introspeksi diri di penghujung hari, sebelum memulai hari yang baru. Atau bahkan di setiap langkahnya menjalani hari. Wanita shalihah juga merupakan sosok muslimah yang mampu mandiri di kehidupannya, tidak bergantung pada orang lain termasuk orang tua. Percayalah, bergantung kepada selain Allah biasanya dapat menghambat orang tersebut untuk mendewasa dan belajar banyak hal dari kehidupan.
5. Fisik wanita shalihah.
Ya, keimanannya yang tinggi kepada Allah dapat dilihat dari fisiknya yang terbalut hijab. Persoalan hijab bukanlah pilihan seperti yang didengung-dengungkan kaum liberalis dalam perkara hak asasi manusianya. Bukan sama sekali. Itu adalah persoalan keimanan, seberapa taatnya seorang muslimah mampu menundukkan nafsu diri untuk mengerjakan apa yang diperintahkan Allah.

“Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ..” – QS. An-Nuur: 31

Meskipun hijab adalah identitas muslimah, namun, tidak semua yang berhijab bisa disebut sebagai wanita shalihah. Ada syarat-syarat tertentu yang menentukan kualitasnya, maka perhatikanlah cara mereka berhijab. Yang pertama, hijabnya memenuhi syari’at, yaitu jilbabnya menutupi kepala (rambut) dan dada, tidak transparan, tidak memerlihatkan bentuk tubuh, serta tidak berwarna mencolok. Yang kedua, perhatikan bagaimana kebersihan dan kerapian hijabnya. Kalau masih berantakan, kalau warna baju dan roknya masih tidak serasi, itu perlu dipertanyakan. Apalagi, jika tercium bau-bau yang menimbulkan perasaan aneh, baik bau badan yang mencerminkan kurangnya kebersihan jasmani ataupun harum wewangian yang pemakaiannya berlebihan.
Hijb wanita shalihah, sederhana, tetapi indah saat dipandang. Hijab wanita shalihah, sederhana, menentramkan kala ditatap.
Menjadi wanita yang lebih cantik dari bidadari surga sejatinya memang tidak akan pernah terasa mudah khan? Ada banyak hal dari diri kita yang bahkan masih jauh dari gambaran-gambaran mengenai wanita shalihah. Tapi sejatinya, persoalan shalihah adalah bukan semata-mata apakah kita sudah menjadi shalihah atau siapa yang lebih shalihah, tetapi siapa yang senantiasa memantaskan dirinya untuk menjadi wanita shalihah itulah yang insyaAllah shalihah.
Semoga kita, aku dan kamu dan seluruh muslimah di dunia menjadi salah satu perhiasan dunia yang paling cantik, yang Allah ridhai untuk mengalahkan kemuliaan para bidadari.
Wallahu a’lam bishshawwab.

1 komentar:

  1. Subhanallah.. speechless baca begini. Semoga kita bisa menjadi wanita shalihah ya :")

    BalasHapus