Februari 25, 2011

Tentang Mereka, Tentang Hidupku (Part 1 - Umi)

Di senja malam ini, di antara pekik elang, izinkan aku menuang rasa.


UMI

Siapakah yang ada di sampingku ketika aku pertama kali merangkak dan berjalan?
Siapakah yang rela terjaga dan bermalam di tepi pembaringan rumah sakit kala aku terbaring kaku tanpa kepastian?
Dan siapa yang begitu banyak mengeluarkan air mata untuk hidup dan matiku?
Darinya, aku melihat banyak hal. Tentang nilai moral dan arti kehidupan. Darinya aku membaca dunia dan melihat kehidupan.
Satu kata yang dapat melukis tentangnya: Dia sederhana. Dunia tak membuatnya silau.
Dulu, ketika baru menikah dengan Abi, Umi rela tinggal dikontrakan yang lebih mirip untuk disebut gubuk. Dinding rumah mereka terbuat dari setengah anyaman bambu-setengah tembok. Mereka tidur di bawah atap yang bagian tengahnya menganga dan menyisakan celah sempit. Tempat bintang mengintip mereka dengan sinarnya. Sekaligus juga tempat derai hujan jatuh dan menggenang.
Dan dia dengan sabar setia di sisi Abi. Di saat wanita lain menginginkan harta, merongrong suami mereka.
Umiku ikhlas menerima keadaan, semiskin apapun Abi saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar