Namun lagi-lagi aku si pelupa yang tak terlupakan, mengingatmu setiap pagi agar aku dapat melupakanmu. Kali ini, usahaku sia-sia. Ia masih perekam yang baik.
Tak perlu kautahu seberapa banyak aku berdoa untukmu, kau cukup mengaminkannya agar Tuhan mau menjentikkan jariNya-lalu hilang segala nyeri di dada kita. Kautahu, rindu-rindu ini makin membangsat dan tak tahu diri.
Aku tak pernah meminta jika mencintaiku sebuah kewajiban, aku hanya ingin rinduku diperlakukan layak. Kepalaku ini perekam yang baik. Berbaik hatilah dengannya dan hati-hati.
-karya Rangga Rivelino "Merentang Pelukan" 2012
Terima kasih sudah mengapresiasi. Jika kau suka baca, sesekali mampirlah ke rumah kecilku. Di penyihirhati.tumblr.com salam.
BalasHapus